" Aduhh.. bus "Baker"-nya lewattt! Hikss.. " keluhku di zaman doloe, ketika blom naik motor. Rasanya bener2 bisa mo nangis ditempat saat itu juga (bodo' amat!).
Bus Baker itu duluuu sekaliiiii... adalah "cintaku". Gimana enggak? Bus dengan postur 'berwibawa' tinggi besar warna putih - biru sang penguasa jalanan jurusan Jogja - Kaliurang itu banyak yang merindukan. Ya, dia bakal lewat 30 menit sekali ato 1 jam sekali buat turun ato naik gunung. Mbak2, mas2, anak sekolah dari SD sampek orang kuliyahan, orang kantoran, ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, tukang, kuli2 bangunan, mbok2 bakul & semua jenis orang maupun profesi bakal tumplek blek dalam bus ini.
Jangan tanya gimana mereka saat brebut naik angkutan yang mirip " Ikan Paus Tua" itu. Sepertinya, keselamatan jadi nomor sekian, yg penting bisa naik -- syukur2 bisa masuk & dapat tempat duduk -- tapi bergelantunganpun bakal dijabanin & disyukurin.
Kerap kali "si Ikan Paus" akan miring kekiri, menahan berat, kemudian 'berenang' dijalanan dengan pelan & hati2 dalam kecepatan sekian 'knot', sesekali menyemburkan asap hitam, seperti uap air yg keluar dari punggungnya. Terusterang, aq jarang sekali ngeliat 'makhluk2' ini ngebut dijalanan, entah karena pak Sopir yg dah pada 'sepuh' alias tua, berpengalaman, atau memang begitulah salah satu pelayanan 'terbaik' yg bisa mereka berikan buat nutup kekurangan.Yg jelas, I DO love the way -nya 'si raksasa tua'.
Yang bikin kaget, haru sekaligus terenyuh, ongkosnyapun bisa dibilang murah. Nginget gimana mahalnya angkutan sejenis yang lebih kecil ukurannya yg juga sama trayeknya (ongkos berdasar jauh dekat.. blom lagi kalo kena kenek yg seenaknya ngasiy tarip kalo malam mulai tiba...hikss...), So, banyak dari kita makin mencintai angkutan yg satu ini. Apalagi, jumlahnya yg "Limited Edition", membuat hampir sebagian besar penumpang makin nggak mau lepas dari makhluk yang bernama "Baker".
Nggak aneh makanya jika penumpang yg satu dgn yg lain jadi akrab alias saling kenal. Segitiga emas pun terbentuk : sopir - kenek - penumpang, akan say hello dgn hangat & ramah. Aq nggak ngerti, itu karena emang kebawa karena iklim Jogja yg welcome ato emang tanpa sadar telah terbentuk suatu komunitas baru, yakni komunitas "Si Ikan Paus Tua". Tapi bener, aq dulu nggak krasa udah masuki & merasakan kehangatan komunitas "si Raksasa" yg lemah lembut. Aq hafal dgn penumpang, sopir maupun keneknya. Mereka juga ngerti kapan & dimana kita mow berhenti... ^_^ mungkin ini salah satu simbiosis jenis baru.
Nungguin Baker lewat memang penuh perjuangan & 'berseni tinggi'. Sebagian besar sahabat2ku dulu ngerti aq nge-"fans" sama si "Ikan Paus". Mereka & juga bosku + ibunya bosku di tempat kerjaku yg dulu, sering banget nanyain 'nasibku' atau cerita apa yg terjadi dengan si "raksasa tua", apakah aq ketinggalan (lagi), ditinggal, kudu nunggu 1,5 - 2 jam ato gimana. Yg terburuk emang nungguin Baker sampai 2 jam, pas lewat ehh.. penuh sesak... trus nggak jadi deh naik Baker. Tau gitu, mending naik bus kota biasa, walo kudu ganti 2 kali (pake' colt ompreng) biar nyampai rumah. Bener2 deh kendaraan ini ngasah kesabaran sekaligus ngajarin bete, tergantung sikon & ati ;p
Sekarang, aq nggak lagi menggunakan jasa si "Ikan Paus". Bagiku, makhluk itu seperti "Prajurit Tua" yg bercerita sekaligus mengajari dengan kebijaksanaanya di setiap 'lautan' jalan yg dilalui.
Dan tiba2, suara si mbok bakul tua yg ngajak ngobrol aq di sore itu kembali terngiang : "Atos2 nggih sing mandhap, mboten sah keseso, sing penting slamet#" kepadaku saat aq pamit sama si mbok bakul untuk kemudian tergesa turun dari bus.
* * * * * * * * * * * * * * *
Ketika bbrp hari yll aq menyalip sebuah Baker di Jakal km. 7.5 , aq tersenyum. Ternyata, rasa nyaman naik motor atau kendaraan lain di hari2ku itu, aq peroleh salah - satunya setelah 'diajari' oleh sang "Ikan Paus Tua" di masa lalu.
Kuamati melalui spion kanan motorku, "Prajurit Tua" tadi masih saja bergerak dengan mantap & hati2 dibelakangku. "Cintaku" tetap nggak berubah & masih seperti dulu ^_^
# : "Hati2 ya yang turun, nggak usah keburu2, yg penting selamat."