Dia tampak berusaha mengambil jarak aman & waktu yang tepat. Sesekali menoleh ke kanan & kekiri, mengawasi hilir mudik kendaraan yang lalu lalang. Tapi, kendaraan yg ada tak sedikitpun menggubris keberadaannya. Dia pun makin tegang.
Di Bangjo MM - UGM itu, sehabis tarawih, kami bertiga di atas motor masing2, - aq, Ippeyh & Fit yg berboncengan - mulai 'gegap gempita' sendiri2 menyaksikan makhluk itu.
"Jangan! Jangan lakukan! Jangan menyeberang!"
Malam masih 'hijau', arloji menunjuk pukul 20.10. Bulan yg membulat karena purnama & anginpun menusuk tulang. Menggigil !!
Dia beringsut dari tempat semula, melangkah satu2, sesekali mundur & melangkah lagi : ragu2.
" Aduh h h ... kasian banget... " Fit 'mengeluh'.
"Jangan Menyeberang !!! " Ipeyh menimpali.
Bangjo sebelah Utara, berganti lampu merah lagi & kendaraan2 yg ada disana mulai berhenti. Ganti Bangjo sebelah Barat, berdetak ke lampu hijau. Mobil & sepeda2 motor 'protholan' berebut melaju dijalanan, ke arah "Selokan Mataram" atau ke arah Jakal "Graha Sabha"-"Purna Budaya".
Sebuah speda motor berpengemudi helm "Cidhuk" lewat dgn kecepatan tinggi bergaya pembalap amatiran mendahului pengendara lain.
Tiba2....
Makhluk itu meloncat dari trotoar !! Dia menerjang dinginnya malam kearah Pos Polisi di prapatan UGM itu. Dia terus saja berlari.. berlari... & berlari kencang !!!
Kami ber-3 menahan nafas, seolah waktu berhenti berputar. Kalaupun toh waktu berputar, sepertinya kami melihat tayangan ulang di televisi dalam slow motion, frame demi frame bergantian.
Pengendara motor itu tersentak sesaat. Tapi seolah nggak peduli.
Dia tetap melaju kencang, menandingi kecepatan si pengendara motor itu, pun pengendara2 kendaraan lain. Sepertinya tak ada lagi keraguan saat seperti masih di trotoar. Akhirnya, dia sampai diseberang jalan untuk kemudian menghilang di kegelapan Hutan UGM dekat pos jaga polisi itu.
Aq - Ipeyh - Fit lega saat menatap dia selamat hingga 'tujuan'.
Ya, kucing warna putih bersih dengan sedikit belang coklat muda tersebut, akhirnya bisa menyeberangi jalan... syukurlah... Entah kenapa, sepertinya kucing itu punya magnet. Kami tak bisa melepaskan pandangan begitu saja darinya. Karena dia begitu bersihnya seperti kucing rumahan, atau sebab karena dia ragu2 menyeberangi jalan ? Ataukah karena kucing itu bersikap waspada dengan sekeliling hingga menarik perhatian kami ber-3 ? Kami nggak ngerti. Kucing tetaplah seekor kucing.
& tiba2, kami bertiga menyadari jika kucing putih coklat tadi, telah begitu saja menjadi bagian dari ingatan kami.