Menunggu ....
Memandang ....untuk mendekap jiwa yang lain
Nyawa lembut embun pagi,
Terangnya jiwa hangat sinar matahari
Bagai lukisan pena cerita antah berantah
Indah tak terkatakan
Terhapus pelan oleh lelehan warna putih
yang mencair pada suatu hari
dan,
ada tertinggal jejak - jejak tilas kaki
di rerumputan yang terlipat-terpekur di padang ini
" Shhhhh..... shhhh.....
Adakah kamu lelap dalam tidurmu?
bangunlah dari kedalaman mimpimu "
Lalu, mengapa aku masih mencium
aroma udara
tanah
dan juga
rumput - rumput itu
dengan tangan menggenggam selalu ?
Mengertikah kau?
aku bahagia mendapatkan kunci ini...
Akhirnya...
Begitu sungguh kutemukan dalam kehilangan sinar wajah & ragamu
meski dalam nyata kabur cairan bening yang tak berhenti dari mataku
( takkan pernah lagi dapat berlari & begitu dekat : Kearahmu... )
padang rumput dinihari, 3 Oktober 2007