Ini 'hanya' obrolan ketika aq & kakak2ku sedang ngumpul di tanggal 1 Januari 2007, malam menjelang pukul 8, saat kami melihat berita ttg bencana, kecelakaan kapal & hilangnya sbuah pesawat terbang "AA" di M**** TV
Ga' da hubungannya mungkin dgn kjadian itu, hanya saja --menurutku-- ada hal yg sama di semua 'tragedi' itu : gugup - takut - sedih - pasrah & rasa yg bakal 'ditemui' sendiri.
'obrolan' #1 kakakku ketika dia masih ditugasin di Jakarta :
Ketika itu masih di hebohnya suasana gempa, aq ditugasin di daerah Blok M Plasa. Pas di lantai 6 kalo' nggak salah, tiba2 gedung bergoyang ngeri. Orang2 pada kacau berlarian.
Aq juga sempat kalut spt orang2 itu, buru2 masukin semua tools & apapun yg dibawa ke dlm tasku. Gugup gemetar krn gebayangin apa jadinya nanti dgn gedung ini. Aq kebayang gempa Jogja kemarin!
Tapi, tiba2 aq menyadari sesuatu :
Kenapa aq harus lari kalau memang sudah ajalku?
Akhirnya, aq dgn susah payah berjalan ke arah jendela, melongok kebawah. Kulihat orang2 pada berhamburan.
Aq hanya berdo'a, semoga dimaafkan & diampuni segala dosa-khilaf selama aq hidup.
Aq menghibur diri dgn pikiran, kalo aq lari & ternyata nggak sempat keluar padahal gedung ini ambles, sama juga mati (dia tertawa!) Mungkin, dgn aq tetap disini, keadaanku lebih baik lagi
(& kulihat kakakku tersenyum... senyum yang indah ^_^ )
Pertanyaanku #1 (yg mungkin terdengar bodoh) :
"Mas, pulsamu ketika itu masih nggak ?"
"Mepet" jawabnya santai.
'obrolan' #2 kakakku, now dia ditugasin di Jogja :
Kmaren aq ditugasin di Hotel S****** , buat ngecek alat2 lagi. Tau nggak gimana lift-nya? sempit!! Pas aq didalam lift mo turun ke lantai 1, tiba2... lift macet lumayan lama dlm perjalanan itu! Padahal, aq sendirian di dlm lift !!!
Duh... udah mikir yg enggak2. Da pa di dunia luar sana? Gangguan listrik biasa?? Kebakaran?? Mbuhh!!
Kupencetin tombol emergency berkali2. Nggak ada jawaban balik!!! Aq megangin HP, coba cari sinyal.
Lagi2 ktika itu yang ada hanya pasrah & berdo'a moga2 dosaku diampuni semua.
Pertanyaanku #2 (yg mungkin --lagi2-- terdengar tolol) :
"Pulsamu ketika itu masih ada ga?"
"Limit" balasnya sambil nyengir.
Rasa dlm cerita kakakku seperti rasa2 yg aq rasain di tahun 2006 yll (padahal 'umur' barusan ninggalin tahun itu lagi 5 hari ini).
Youp, gempa 27 Mei lalu & tgl2 sesudahnya ketika aq stay di kota atopun pas di Bantul, rumah kakakku. Inti rasanya : 'bingung - kalut' dgn diri sendiri & keadaan orang lain. Bagaimana jadinya akhir 'cerita' ini? Adakah yg bisa dihubungi? Masihkah dapat menghubungi? Aku begitu kecil & ketakutan disini!
Akhirnya, HANYA 4JJ1-lah sang Maha Empunya : " Hidup, mati & hati untuk kita menenangkan diri serta kembali."
Ga' da hubungannya mungkin dgn kjadian itu, hanya saja --menurutku-- ada hal yg sama di semua 'tragedi' itu : gugup - takut - sedih - pasrah & rasa yg bakal 'ditemui' sendiri.
'obrolan' #1 kakakku ketika dia masih ditugasin di Jakarta :
Ketika itu masih di hebohnya suasana gempa, aq ditugasin di daerah Blok M Plasa. Pas di lantai 6 kalo' nggak salah, tiba2 gedung bergoyang ngeri. Orang2 pada kacau berlarian.
Aq juga sempat kalut spt orang2 itu, buru2 masukin semua tools & apapun yg dibawa ke dlm tasku. Gugup gemetar krn gebayangin apa jadinya nanti dgn gedung ini. Aq kebayang gempa Jogja kemarin!
Tapi, tiba2 aq menyadari sesuatu :
Kenapa aq harus lari kalau memang sudah ajalku?
Akhirnya, aq dgn susah payah berjalan ke arah jendela, melongok kebawah. Kulihat orang2 pada berhamburan.
Aq hanya berdo'a, semoga dimaafkan & diampuni segala dosa-khilaf selama aq hidup.
Aq menghibur diri dgn pikiran, kalo aq lari & ternyata nggak sempat keluar padahal gedung ini ambles, sama juga mati (dia tertawa!) Mungkin, dgn aq tetap disini, keadaanku lebih baik lagi
(& kulihat kakakku tersenyum... senyum yang indah ^_^ )
Pertanyaanku #1 (yg mungkin terdengar bodoh) :
"Mas, pulsamu ketika itu masih nggak ?"
"Mepet" jawabnya santai.
'obrolan' #2 kakakku, now dia ditugasin di Jogja :
Kmaren aq ditugasin di Hotel S****** , buat ngecek alat2 lagi. Tau nggak gimana lift-nya? sempit!! Pas aq didalam lift mo turun ke lantai 1, tiba2... lift macet lumayan lama dlm perjalanan itu! Padahal, aq sendirian di dlm lift !!!
Duh... udah mikir yg enggak2. Da pa di dunia luar sana? Gangguan listrik biasa?? Kebakaran?? Mbuhh!!
Kupencetin tombol emergency berkali2. Nggak ada jawaban balik!!! Aq megangin HP, coba cari sinyal.
Lagi2 ktika itu yang ada hanya pasrah & berdo'a moga2 dosaku diampuni semua.
Pertanyaanku #2 (yg mungkin --lagi2-- terdengar tolol) :
"Pulsamu ketika itu masih ada ga?"
"Limit" balasnya sambil nyengir.
Rasa dlm cerita kakakku seperti rasa2 yg aq rasain di tahun 2006 yll (padahal 'umur' barusan ninggalin tahun itu lagi 5 hari ini).
Youp, gempa 27 Mei lalu & tgl2 sesudahnya ketika aq stay di kota atopun pas di Bantul, rumah kakakku. Inti rasanya : 'bingung - kalut' dgn diri sendiri & keadaan orang lain. Bagaimana jadinya akhir 'cerita' ini? Adakah yg bisa dihubungi? Masihkah dapat menghubungi? Aku begitu kecil & ketakutan disini!
Akhirnya, HANYA 4JJ1-lah sang Maha Empunya : " Hidup, mati & hati untuk kita menenangkan diri serta kembali."